JAKARTA – Pendidikan di Kabupaten Probolinggo masih menghadapi tantangan besar. Dalam kunjungan resmi ke kantor Acer Indonesia di The Plaza Office Tower, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2025), Bupati Probolinggo Gus dr. Haris mengungkapkan berbagai persoalan yang menghambat kemajuan sektor pendidikan di wilayahnya.
“Kita masih menempati posisi kelima terendah dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur. Rata-rata lama sekolah baru 6,31 tahun, itu setara lulusan SD,” terang Gus Haris saat berdiskusi dengan jajaran direksi Acer Indonesia dan Google Certified Educator Kenny Ivanzaky Augusta.
Menurutnya, rendahnya minat dan partisipasi sekolah perlu ditanggapi dengan pendekatan baru. “Digitalisasi pendidikan bisa jadi strategi utama. Anak-anak hari ini sangat dekat dengan teknologi, jadi kita harus masuk lewat situ,” jelasnya.
Namun, implementasi teknologi tidaklah mudah. Gus Haris menyebut berbagai tantangan seperti infrastruktur yang belum merata, keterbatasan pelatihan guru, hingga daya beli perangkat digital yang masih rendah.
“Banyak guru kita belum terbiasa menggunakan laptop. Pelatihan pun belum menyentuh hal-hal yang aplikatif,” tambahnya.
Sebagai solusi awal, Pemkab Probolinggo tengah menyiapkan program pilot project sekolah digital. Tiga SMP Negeri akan dijadikan percontohan, masing-masing mewakili wilayah timur, tengah, dan barat Kabupaten Probolinggo.
Sekolah-sekolah ini akan dilengkapi dengan smartboard, Chromebook, dan perangkat digital lainnya. Meski belum teranggarkan di pemerintahan sebelumnya, Gus Haris optimistis program ini akan mulai berjalan pada akhir tahun 2025 atau awal 2026.
