BANYUMAS – Masalah yang di hadapi oleh petani dalam budidaya padi saat ini, salah satunya adalah semakin berkurangnya tenaga kerja untuk tandur/tanam. Hal ini pula di rasakan oleh petani yang tergabung di kelompok tani Cangkring II Desa Kebarongan, Kecamtan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
Salah satu upaya pemecahan masalah yang di lakukan oleh ketua kelompok tani Cangkring II adalah mendatangkan dan menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan) yaitu Rice Transplanter.
“Rice Transplanter ini sangat membantu petani, bisa menghemat biaya, mulai dari biaya persemaian sampai penanaman. Jika menggunakan Rice Transplanter satu hektar hanya memerlukan tenaga kerja tiga orang dengan waktu kerja enam sampai delapan jam tergantung kemahiran operator”, kata Kusni Barnat, Ketua Kelompok Tani Cangkring II. Selasa, (03/05/2025).
Lebih lanjut Kusni Barnat mengatakan jika tanam dengan sistem manual untuk satu hektar membutuhkan tenaga kerja yang banyak bahkan bisa sampai puluhan tenaga kerja jika ingin cepat selasai dalam waktu delapan jam.
jika menggunakan mesin cara ndaut / cabut bibitnya pun lebih mudah dan cepat karena persemaiannya di desain khusus untuk mesin sehingga lebih efisiean waktu dan tenaga kerja. Selain itu kami juga melayani persemaian bila ada petani yang membutuhkan sekalian penanamanya dengan sistem borongan,” tambahnya.
Yang masih menjadi kendala di kelompok kami adalah Transplanternya masih meminjam ke UPJA dari kecamatan lain.
“Harapan saya selaku ketua kelompok tani kami bisa memiliki alsintan Rice Transplanter dan alat panen padi (combine harvester) sendiri sehingga tidak meminjam terus,” ujarnya
Di waktu yang sama penyuluh pertanian wilayah binaan Desa Kebarongan, Kecamatan Kemranjen, Kuswarti mengapresiasi apa yang di lakukan oleh ketua kelompok tani Cangkring II sebagai tokoh yang perlu di contoh dan di ikuti oleh anggotanya yang telah mengambil langkah-langkah untuk percepatan luas tambah tanam (LTT) dan memiliki pandangan positif terhadap perkembangan zaman dalam era modernisasi, yaitu penggunaan alat mekanisasi pertanian transplanter walaupun alatnya masih meminjam.
Sedangkan untuk penggunaan transplanter sendiri bisa sebagai solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan tenaga kerja mempercepat proses penanaman dan mengurangi biaya produksi. (Sugi)