Portal Jateng

Gonjang Ganjing Pamsimas Desa Lau

161
×

Gonjang Ganjing Pamsimas Desa Lau

Sebarkan artikel ini
Gonjang Ganjing Pamsimas Desa Lau

 

KUDUS — Sampai dengan Kamis (11/11/2021) gonjang ganjing Penyediaan air minum berbasis masyarakat (Pamsimas) Dukuh Pranak, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus belum juga berakhir.

Setelah muncul kasus baru, keluarga pemilik tanah yang ditempati tower dan sekaligus sumber pengambilan air menyegel bangunan Pamsimas. Serta menempelkan selembar kertas yang bertuliskan : Pengumuman ; Kepada Pengelola / Pengguna Pamsimas
Kami atas nama pemilik tanah / hak tanah yang diduduki sumur Pamsimas mohon maaf yang sebesar- besarnya bahwa air Pamsimas tidak kami ijinkan untuk dialirkan ke pengguna sebelum : Hak pemilih tanah diselesaikan senilai Rp 8.500.000 dan penggantian upah kerja Bapak Sukarman ( almarhum ) dan penggantian PLN senilai Rp 5.000.000. Atau totalnya Rp 14.000.000,.

Kemudian ditanda-tangani pemilik tanah Parsih dan Ida serta Ketua RT Jumadi.
Ketua Pamsimas Dukuh Pranak, Nasikhin (yang baru- menggantikan Dhiantoro Teguh Imantoro (DTI) ketua lama) mengatakan kepada Portal Indonesia ; pihaknya belum bisa menentukan sikap sebelum berembug dengan 246 warga yang tercatat sebagai pelanggan/pengguna Pamsimas. Selain itu juga masih harus menunggu arahan dari lembaga bantuan hukum.

“ Kami akan melangkah sesuai aturan dan norma hukum yang berlaku, Serta lebih mengedepankan musyawarah mufakat” tuturnya.

Menurut Nasikhin, seharusnya DTI yang harus bertanggung jawab penuh. Khususnya yang menyangkut pembelian tanah, karena seluruh pelanggan telah ditarik iuran Rp 5.000 per pelanggan/bulan selama 18 bulan. Dengan demikian terkumpul uang Rp 5.000 x 18 x 246 = Rp 22,14 juta. Bahkan pendataan terakhir ditarik selama 21 bulan, sehingga totalnya menjadi sekitar Rp 25, 8 juta.

Seharusnya dengan jumlah uang sebanyak itu seluruh biaya pembelian tanah sudah terselesaikan 100 persen, alias tidak ada tunggakan. Namun dengan masih ditagihnya kekurangan pembayaran tanah tersebut, patut dipertanyakan kemana sisa uangnya. DTI sendiri beberapa kali dikontak tidak pernah merespon. (Suprapto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *