Portal Jatim

Ganyang ‘Malingsia’! Teriakan Protes Seniman Ponorogo Soal Malaysia Klaim Reog

196
×

Ganyang ‘Malingsia’! Teriakan Protes Seniman Ponorogo Soal Malaysia Klaim Reog

Sebarkan artikel ini
Ganyang 'Malingsia'! Teriakan Protes Seniman Ponorogo Soal Malaysia Klaim Reog
Para pelaku kesenian di Ponorogo melakukan aksi protes terkait Malaysia mengklaim reog

PONOROGO – Beredar kembali kabar negara Malaysia mengklaim kesenian reog dan juga berencana mendaftarkan sebagai warisan tak benda (ICH) ke UNESCO. Tentu, hal ini membuat masyarakat Ponorogo geram dan melakukan aksi protes kepada Negeri Jiran tersebut.

Aksi protes ini dilakukan oleh para pelaku kesenian, dengan melakukan aksi pertunjukan reog Ponorogo di depan paseban alun-alun. Serta membentangkan sejumlah poster sebagai aksi protes. Diantaranya, ‘Reog Budaya Asli Indonesia, Bukan Malaysia, ‘Ganyang Malingsia’ dan sebagainya.

Menurut salah seorang pelaku kesenian Ponorogo, Mbah Pur Warok Gendeng mengungkapkan, dengan adanya kabar kesenian reog diklaim oleh negara Malaysia, tentu semua masyarakat Ponorogo sangat prihatin.

“Karena, reog itu merupakan kesenian dan budaya asli yang dimiliki Kabupaten Ponorogo. Kita ingin Pemerintah Indonesia serius dalam menangani masalah ini. Rakyat akan menyesal jika sampai reog ini diklaim oleh Malaysia,” jelasnya, Kamis (7/4/2022) malam.

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat negara Malaysia memberanikan mengklaim reog sebagai budayanya. Salah satunya, kurangnya perhatian dan kepedulian pemerintah (Indonesia) terhadap reog Ponorogo.

“Hal ini yang membuat negara Malaysia dengan seenaknya mengklaim kesenian reog. Terlebih saat ini, Indonesia sendiri juga kurang tanggap untuk segera mempatenkan reog sebagai ICH UNESCO,” imbuhnya.

Aksi protes yang dilakukan ini hanya secuil seniman reog yang ada di Ponorogo. Masih banyak para pelaku seniman di pelosok-pelosok kota Ponorogo. Pasti jumlahnya akan ada ratusan ribu pelaku kesenian reog.

“Ini merupakan aksi spontanitas yang dilakukan para seniman sebagai kepedulian terhadap kesenian asli Ponorogo itu. Reog milik Ponorogo juga Indonesia. Kenyataannya demikian dan harga mati,” bebernya.

Pihaknya menuntut agar Presiden memperhatikan hal ini dan mengambil sikap tegas. “Kemedikbudristek harus bertanggung jawab atas kesenian reog yang merupakan kesenian asli Ponorogo,” tandasnya.