- Kemoterapi atau lebih dikenal dengan kemo merupakan pengobatan kanker yang paling umum dilakukan.
Dikutip dari healthresearchfunding.org, kemoterapi bukan satu-satunya pengobatan yang diberikan kepada penderita kanker.
Pada tahap awal kanker atau pada awal tumor ganas, pembedahan adalah pengobatan yang paling direkomendasikan.
Tetapi operasi tidak dapat memastikan bahwa tumor tidak akan muncul kembali.
Kemudian kemoterapi diperkenalkan untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan.
Jika seseorang didiagnosis pada stadium lanjut kanker ketika operasi tidak akan sembuh, kemoterapi dianjurkan untuk mengelola gejala dan untuk memberikan beberapa bantuan dari efek buruk kanker.
Lalu apa saja manfaat dan fungsi kemoterapi bagi penderita kanker?
- Berpotensi Menyembuhkan Kanker
Ketika didiagnosis pada tahap awal, ketika tumor belum menjadi sangat ganas, kemo bersama dengan perawatan atau obat-obatan dapat menyingkirkan sel kanker secara efektif.
- Meningkatkan Tingkat Kelangsungan Hidup Kanker
Sekalipun kemo gagal menyembuhkan kanker atau sel kanker terus kambuh, pengobatan tetap dapat membantu seseorang hidup lebih lama.
- Menambah Usia
Kemo dapat memberikan sedikit lebih banyak waktu yang diinginkan oleh banyak pasien yang sakit parah.
Apa Risiko Kemoterapi pada Pasien Kanker?
Kemoterapi akan memiliki beberapa efek samping dan risiko bagi penderita kanker.
Tingkat keparahan atau sifat efek sampingnya akan bervariasi, tergantung pada kondisi tubuh penderita kanker.
sebuah. Kelelahan
Risiko dan efek yang paling umum adalah, seseorang akan merasa lelah atau lelah setelah setiap sesi kemoterapi.
Kelelahan ini dapat berlangsung selama beberapa menit, beberapa jam atau dapat berlangsung selama berhari-hari.
b. Merasa tidak nyaman
Beberapa orang merasa mual, memiliki kecenderungan untuk muntah dan bahkan mungkin mengalami kesulitan bernapas setelah menjalani kemoterapi.
Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan tertentu.
c. Mengganggu perawatan lain
Kemoterapi bekerja sangat kuat dan dapat mengganggu kinerja sekelompok obat.
Misalnya obat untuk penderita diabetes, penyakit jantung kronis, dan beberapa penyakit lainnya.
Terkadang obat yang terkandung dalam kemoterapi tidak bisa selaras dengan kinerja obat lain.
(*/Red)