SIDOARJO — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, menggelar evaluasi tahap kedua program Smart City tahun 2024.
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai pencapaian dan efektivitas dari berbagai inisiatif yang sudah berjalan dalam mewujudkan pelayanan publik berbasis teknologi yang lebih maju dan efisien.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati, menekankan pentingnya kolaborasi hexahelix—melibatkan pemerintah, industri, akademisi, masyarakat, sektor swasta, dan media—untuk mempercepat penerapan program ini secara komprehensif.
“Sinergi antara seluruh unsur ini akan menjadi kekuatan besar dalam mendukung program Smart City yang efektif, transparan, dan inovatif,” ujar Fenny saat membuka acara di Opsroom Setda Kabupaten Sidoarjo, Selasa (12/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Fenny mengungkapkan bahwa sekitar 75% dari program smart city Sidoarjo sudah berjalan dengan baik, termasuk 17 program prioritas yang menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.
Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi yang canggih dan terintegrasi guna menjawab tantangan digital yang terus berkembang, serta memenuhi kebutuhan masyarakat modern.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, Noer Rochmawati, berharap evaluasi ini akan menjadi panduan bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyesuaikan strategi dan program kerja mereka sesuai dengan visi dan misi Smart City.
“Kami berharap evaluasi ini dapat menjadi pijakan bagi seluruh OPD dalam menyelaraskan program kerja mereka, agar tercipta Sidoarjo yang cerdas, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan,” tuturnya.
Noer juga menyampaikan bahwa evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek yang masih memerlukan peningkatan. Dengan begitu, setiap OPD bisa terus mengembangkan kinerja pelayanan publik berbasis digital yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara nyata.
Proses evaluasi kali ini melibatkan sejumlah asesor dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan perwakilan pemerintah pusat, yakni Hafni Septiana dari IKTII, Arman Kurniawan dari Kemenpan RB, Agus Tri Cahyono dari IAP, Dyah Mutiarin dari UMY, dan Wikan Danar Sunindyo dari ITB. Kehadiran para asesor ini diharapkan memberikan masukan berharga agar implementasi Smart City Sidoarjo semakin terarah dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Dengan evaluasi yang rutin dan terstruktur, diharapkan Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi salah satu contoh daerah yang berhasil mewujudkan smart city yang sesungguhnya, sehingga bisa memberikan layanan publik yang lebih responsif dan mendukung kehidupan masyarakat yang lebih baik.