Portal DIY

Empat Kapanewon di Sleman Masuk Zona Merah Stunting

Portal Indonesia
53
×

Empat Kapanewon di Sleman Masuk Zona Merah Stunting

Sebarkan artikel ini
Pjs Bupati Sleman Kusno Wibowo (kiri) dan Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama (Brd/Portal Indonesia)

SLEMAN – Empat Kapanewon di Kabupaten Sleman, yakni Kapanewon Minggir, Seyegan, Pakem dan Kapanewon Turi menjadi lokus serius penanganan stunting di Kabupaten Sleman. Pasalnya angka stunting di empat kapanewon tersebut, tercatat paling tinggi dari 17 kapanewon se Kabupaten Sleman.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama jumlah temuan kasus stunting di terus menurun di setiap tahunnya. “Tahun ini [2024] angka stunting memang 4,41 persen atau turun 0,1 persen dibandingkan dengan kasus di 2023 sebesar 4,51 persen,” kata Cahya, Senin (14/10/2024).

Meski menurun, kata cahya penangnannya terus ditingkatkan. Sebab, masih ada sejumlah kapanewon yang kasusnya lebih tinggi dari kasus di kabupaten. Keempat kapanewon yang masuk zona merah yaitu Minggir, Seyegan, Pakem dan Turi.

“Angka stunting di empat kapanewon tersebut lebih tinggi dari kabupaten. Kapanewon Minggir masih 8,5 persen; Pakem 7,5 persen; Seyegan 7,08 persen; dan Turi 6,61 persen,” ujar dia.

Oleh karena itui, keempat kapanewon tersebut akan menjadi lokus penangananya agar angkanya bisa ditekan sehingga jumlahnya terus bisa diturunkan mendekati angka di kabupaten. Pihaknya, sudah melakukan Audit Kasus Stunting (AKS) di empat kapanewon untuk mengetahui penyebab masih tingginya masalah stunting di wilayah tersebut.

“Upaya penangnan di kapanewon lain tetap dilakukan, tetapi yang butuh penekanan program lebih terhadap empat kapanewon yang masih masuk zona merah alias kasusnya lebih tinggi dari capaian di tingkat kabupaten,” katanya.

Menurut dia, ada sejumlah program pencegahan yang akan dijalankan. Yakni, meliputi skrining amenia, konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, pemberian tambahan makanan ke ibu hamil.

Selain itu, juga akan dilakukan pemantauan pertumbuhan balita, ASI ekslusif , edukasi ke remaja dan pemeriksaan Kesehatan hingga peningkatan cakupan imunisasi. “Kami terus berupaya agar kasus stunting bisa diturunkan secara merata,” katanya.

Baca Juga:  Ribuan Pelari Ikuti Sleman Temple Run 2024

Sementara itu, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sleman, Kusno Wibowo menyambut baik angka stunting di Sleman yang terus menurun setiap tahunnya. Keberhasilan ini merupakan bukti dari komitmen pemkab dalam upaya pencegahan dan penanggulangan yang terus dijalankan setiap tahunnya.

“Angkanya terus turun dan jumlahnya sudah dibawah rerata nasional. Tetapi, tidak boleh berpuas diri karena upaya pencegahan harus terus dilakukan,” katanya.

Menurut dia, pencegahan stunting harus dioptimalkan. Pasalnya, tugas ini tidak hanya menjadi ranah dari Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, tetapi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) juga harus terlibat sesuai dengan ketugasan yang dimiliki.

“Sinergi bersama harus terus ditingkatkan agar hasilnya bisa lebih dimaksimalkan. Sebab, penanganan stunting menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya. (Brd)

 

 

*) Ikuti Berita Terbaru Portal Indonesia di Google News klik disini dan Jangan Lupa di Follow.