LOMBOK – Jajaran Pimpinan DPRD dan Sekretariat DPRD Kabupaten Sleman melaksanakan kunjungan kerja ke Lombok, NTB selama dua hari, Senin (2/12) dan Selasa (3/12). Dalam kunjungan tersebut juga mengajak 15 wartawan yang biasa meliput kegiatan di Sleman.
Kunjungan yang dipimpin Wakil Ketua I DPRD Sleman Ani Martanti dan Wakil Ketua II DPRD Sleman Hasto Karyantoro ini mengagendakan tema sinergitas antara DPRD dan media sekaligus studi banding sektor pariwisata yang ada di Lombok.
Pada hari pertama, rombongan berkunjung ke kantor DPRD Kota Mataram. Rombongan dari Sleman ini diterima oleh ketua DPRD Kota Mataram, Abdul Malik didampingi dua orang anggotanya.
Kepada peserta kunker, Ketua DPRD Mataram Abdul Malik menjelaskan, selama ini relasi antara pemerintah daerah di Mataram dengan media berjalan cukup baik. “Media menjadi pintu gerbang kami untuk menyampaikan informasi khususnya yang mendukung pembangunan,” kata Malik.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Mataram diproyeksi sebagai kota pariwisata ekonomi kreatif berkelanjutan. Pendapatan asli daerah dari sektor perpajakan menembus Rp 185 miliar.
Ke depan, lanjut dia, pengembangan pariwisata akan terus dilakukan terlebih Kota Mataram masuk sebagai 10 besar kota wisata tujuan masyarakat Indonesia versi survei GoodStats. Salah satu sasarannya adalah destinasi Taman Loang Baloq.
“Sebagai kota pariwisata ekonomi kreatif berkelanjutan, kami mendapat bantuan dari pusat untuk destinasi Taman Loang Baloq. Nanti akan mengadopsi masyarakat yang ada di lingkungan sana,” katanya.
Wakil Ketua I DPRD Sleman Ani Martanti mengatakan, kegiatan kunjungan ini diharapkan bisa meningkatkan wawasan jurnalis. “Wartawan harus cerdas supaya beritanya berkualitas,” ujarnya.
Pada hari kedua, kunjungan bergeser ke kantor DPRD Kabupaten Lombok Barat dan diterima oleh Wakil Ketua Komisi IV Syamsuriansyah. Dalam sambutannya, Syamsuriansyah menjelaskan, Lombok Barat memiliki destinasi wisata unggulan berupa tiga gili yakni Gili Nanggu, Gili Kedis, dan Gili Tangkong.
“Disana adalah pusat destinasi untuk snorkeling. Keunggulan gili-gili di wilayah kami karena masih “perawan”, jernih. Akomodasi dan akses jalan juga sudah dan memadai,” katanya.
Untuk mendukung pengembangan sektor wisata, pemda setempat telah mengambil beberapa kebijakan. Diantaranya mewajibkan setiap kepala dinas untuk ikut terlibat mengembangkan sektor wisata yang ada di Lombok.
Kedua mewajibkan kepala dinas pendidikan untuk menganjurkan para siswa di lombok bila musim libur menyempatkan wisata di berbagai obyek wisata lokal yang ada di Lombok Barat.
Tidak hanya itu, Pemda Lombok Barat juga telah mengeluarkan tiga perda baru terkait pengelolaan tiga gili di Lombok Barat.
“Ini penting karena tiga Gili di Lombok Barat kini selalu dikunjungi banyak wisatawan, baik wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara (Wisman). (Brd)