SLEMAN- Meningkatnya kegemaran membaca merupakan tujuan dalam penyelenggaraan perpustakaan. Oleh karena itu, Perpustakaan terus berupaya mendorong masyarakat untuk memiliki minat yang tinggi dalam berliterasi.
Hal itu terungkap dalam acara bedah buku “Guyub Rukun Ayem Tentrem” yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman di Waroeng Rebyoek Cakra, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman, Rabu (26/2/2025).
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 50 peserta dari berbagai kalangan di Sleman ini, menampilkan sejumlah narasumber. Diantaranya, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Perpustakaan, Ch. Rini Puspitasari, S.P, M.Si,
Ketua Tim Pengelolaan Koleksi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Wahyuningsih, S.IP, M.M, seorang anggota DPRD Sleman Yani Fathur Rahman, S.Pd.I serta seorang penulis dan konselor Cahyadi Takariawan, S.Si.Apt
Menurut Kabid Pembinaan dan Pengelolaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman, Rini Puspitasari, membaca itu membuka wawasan berpikir manusia dalam menjalani kehidupan.
Karenanya, hal ini memberi kesempatan besar bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sleman untuk bisa menjalankan tugas dan fungsinya. Bedah buku menjadi pilihan untuk mempromosikan kebudayaan gemar membaca.
Pembicara yang lain, Yani Fathur Rahman mengatakan bahwa, membaca buku merupakan kegiatan yang harus dibudayakan guna mencerdaskan anak-anak di masa depan.
Terkait dengan buku yang dibedah ini, beliau menyampaian bahwa dengan membaca buku “Guyub Rukun Ayem Tentrem” ini dapat menciptakan lingkungan yang baik dimulai dari entitas terkecil dalam masyarakat yaitu rumah tangga..
Sementara penulis Buku “Guyub Rukun Ayem Tentrem”, Cahyadi Takariawan, S.Si. Apt. menyampaikan banyak hal mengenai buku karyanya ini yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Beliau juga menerangkan bahwa perpustakaan Sleman harus menjadi ikon di Sleman. Beliau mendalami teori dan falsafah dari para tokoh, seperti “Ikatlah Ilmu dengan tulisan”, ilmu seperti binatang buruan.
Menurut imam syafii, dan menurut Hernowo bahwa membaca adalah menangkap makna, sedang menulis adalah mengikat makna.
Beliau menyampaikan juga bahwa kesenangan merupakan sementara (ekternal) . Sedangkan kebahagiaan bersifat jangka lama (internal).
Acara bedah buku ini menarik bagi para peserta. Hal itu terlihat dari tingginya antusiasme peserta untuk mengikuti acara serta banyaknya peserta yang bertanya.
Harapan para peserta acara bedah buku ini ada episode selanjutnya.
Bedah buku “Guyub Rukun Ayem Tentrem” ini memiliki reaksi positif dari masyarakat. Diharapkan melalui acara ini kegemaran masyarakat untuk membaca semakin meningkat. (Brd)