Portal Jatim

Buntut Kualitas Proyek Plengsengan Diragukan, Ketua LSM AUU Siap Pertanyakan ke DPRD Sidoarjo

Redaksi
×

Buntut Kualitas Proyek Plengsengan Diragukan, Ketua LSM AUU Siap Pertanyakan ke DPRD Sidoarjo

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO — Proyek pembangunan plengsengan di Desa Candipari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, yang seharusnya menjadi solusi bagi irigasi dan pengendalian banjir, kini justru menjadi sorotan tajam.

Masyarakat mulai mempertanyakan kualitas pengerjaan proyek ini, yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

Sejak awal, proyek ini telah mengundang kecurigaan warga setempat. Beberapa kejanggalan mencolok, seperti absennya papan informasi proyek dan tidak terlihatnya mesin pengaduk material (molen) di lokasi, semakin menambah kekhawatiran publik.

Ketiadaan molen ini bahkan sempat menjadi bahan pembicaraan di media sosial, memicu pertanyaan tentang kualitas campuran material yang digunakan.

Ketua LSM Amanat Undang-Undang (AUU), Hariadi lebih dikenal sebagai Hari Banteng tak tinggal diam. Kamis (08/08/2024), ia menyatakan niatnya untuk membawa masalah ini ke Ketua DPRD Sidoarjo, H. Usman, guna memastikan adanya tindakan tegas terhadap dugaan ketidaksesuaian proyek tersebut.

Menurutnya, proyek ini menunjukkan banyak tanda-tanda pengerjaan yang asal-asalan dan berpotensi merugikan masyarakat.

Hari Banteng menyoroti bahwa pemasangan pondasi di tanah yang tergenang air, tanpa pengeringan terlebih dahulu, sangat berisiko terhadap ketahanan struktur plengsengan.

Ia juga menekankan pentingnya penggunaan sirtu (pasir dan batu) sebagai dasar pondasi, yang sayangnya tidak dilakukan dalam proyek ini.

“Proyek ini seharusnya menjadi langkah maju, tapi jika pengerjaannya seperti ini, masyarakat justru yang dirugikan,” tegas Hari Banteng. Ia mengingatkan bahwa baru setelah proyek ini viral di media sosial, mesin molen didatangkan, meskipun pekerjaan sudah mencapai 50% penyelesaian.

Kekecewaan ini juga dirasakan oleh warga setempat. SM (49), seorang warga yang enggan menyebutkan nama lengkapnya, mengungkapkan harapannya agar proyek ini tidak menjadi pemborosan anggaran semata.

“Kami butuh pembangunan yang berkualitas, bukan yang asal-asalan,” ujarnya dengan nada kecewa.

Baca Juga:
Evaluasi Program Smart City Sidoarjo Tahap Kedua, Sekda Dorong Kolaborasi untuk Peningkatan Layanan Publik

Kasus ini menambah daftar panjang polemik proyek infrastruktur di Sidoarjo yang sering kali tak sesuai harapan masyarakat.

Dengan semakin ketatnya pengawasan dan tuntutan transparansi, diharapkan proyek-proyek serupa ke depan dapat benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat, tanpa ada penyimpangan.

Hari Banteng pun berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga tuntas, demi memastikan setiap rupiah yang dihabiskan benar-benar untuk kesejahteraan warga.