NGAWI – Bupati Ngawi Povinsi Jawa Timur, Ony Anwar Harsono menyampaikan peran pemkab dalam rangkaian pembangunan situs-situs bersejarah di wilayahnya. Kabupaten Ngawi memiliki cukup banyak situs bersejarah yang bisa dikunjungi masyarakat.
Demikian disampaikan Bupati Ony Anwar saat menerima kunjungan Komisi A DPRD DIY bersama wartawan unit DPRD DIY di Pendapa Kabupaten Ngawi, Jumat (14/1/2022).
Bupati Ngawi lebih lanjut menyebutkan situs-situs bersejarah di wilayahnya, seperti Museum Trinil, Benteng Pendem dan wisata alam hingga tempat bersejarah, yakni rumah kediaman Dr KRT Radjiman Wediodiningrat.
Dia berharap setelah kunjungan kerja dari DPRD DIY ini ada kerja sama yang lebih detail dengan DIY sebagai salah satu tujuan wisata andalan di Indonesia. “Kami punya potensi sama dengan DIY, hanya bedanya kami tidak punya pantai saja. Mudah-mudahan sinergi bisa terus terjalin antara DIY dengan Ngawi,” kata Ony Anwar.
Sementara itu Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyebut jumlah ratusan situs bersejarah di Ngawi sangat besar untuk ukuran satu kabupaten. Situs Trinil, Benteng Pendem hingga rumah Dr Radjiman selama ini telah dirawat dan dikelola dana daerah.
Peluang kerja sama DIY dan Ngawi tentang destinasi wisata sejarah maupun riset disebutnya sangat besar. “Kita akan segera duduk bersama Pemda se DIY untuk mendukung potensi kerja sama ini. Apalagi jika tol Yogya ke solo jadi segera, tentu Yogya- Ngawi akan dapat ditempuh dengan waktu yang singkat. Sehingga banyak hal yang bisa dikembangkan kerja sama dimasa mendatang, termasuk destinasi wisata sejarah,” ujar Eko.
Setelah kunjungi Kantor Bupati Ngawi, Komisi A DPRD DIY dan wartawan serta Sekretariat DPRD DIY melanjutkan kunjungan ke situs bersejarah, yakni rumah kediaman pahlawan nasional Dr KRT Radjiman Wediodiningrat.
Eko mengatakan kunjungan ke rumah kediaman Ketua BPUPKI ini bagian dari melengkapi pembatinan tentang sejarah, khususnya berkait tentang lahirnya Pancasila. Ini mengingat Dr KRT Radjiman Wediodiningrat adalah Ketua Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada 29 April 1945 dan dibubarkan tanggal 7 Agustus 1945.
Sebelum mengunjungi rumah kediaman pahlawan nasional Dr KRT Radjiman Wediodiningrat, Eko Suwanto berkenan menyerahkan cenderamata wayang tokoh Werkudoro kepada Bupati Ngawi.
Penyerahan tokoh Werkudara itu sebagai simbol pemimpin ada pesan harapan bahwa ini bisa mewujud dalam kerja kelola negara di era kini. Bahwa menjadi pemimpin harus bertanggung jawab, jujur, berani, bela kebenaran, jaga Pancasila dan NKRI (bamb)