MADURA – Ribuan petani tembakau dan buruh pabrik rokok lokal di Madura mengepung kantor Bea Cukai Madura. Mereka menuntut agar lembaga tersebut tidak lagi melakukan penindakan yang terkesan menciutkan ruang gerak rokok lokal. Aksi berlangsung pada Rabu (9/4/25).
Kehadiran massa ini merupakan bentuk protes terhadap sikap Bea Cukai yang dianggap tidak memberikan ruang berkembang bagi industri rokok lokal. Mereka mendesak Bea Cukai Madura untuk memberikan pembinaan, bukan malah membinasakan, terlebih di tengah kondisi buruh yang tak memiliki penghasilan tetap.
“Jujur, kami mengandalkan pengusaha rokok lokal untuk bertahan hidup, bahkan membiayai pendidikan anak-anak kami, baik di pondok maupun di sekolah umum,” teriak seorang buruh dengan nada tinggi.
Mereka menyuarakan kegeraman terhadap aksi segelintir kelompok yang kerap mengatasnamakan kepentingan masyarakat, yang dinilai justru mengancam keberlangsungan industri lokal. Kekhawatiran pun muncul atas gerakan massa dari kelompok tertentu yang sebelumnya mendesak Bea Cukai untuk menutup pabrik-pabrik rokok lokal.
“Kemarin ada gerakan dari Forkot itu, katanya atas nama masyarakat. Kami tanya, masyarakat yang mana? Justru kami khawatir, gara-gara gerakan segelintir kelompok itu, kami kehilangan pekerjaan, bahkan harga tembakau kami bisa anjlok tahun depan,” ungkap Marwi, salah seorang peserta aksi.
Sementara itu, Zaini Wer Wer—mantan aktivis GMNI sekaligus tokoh pemersatu Forum N.G.O Madura Raya menegaskan bahwa kehadiran pengusaha rokok lokal membawa angin segar di tengah tekanan ekonomi masyarakat.
Ia mencontohkan, rokok lokal telah menjadi motor penggerak pemberdayaan masyarakat sekaligus penyerap tenaga kerja bagi warga Madura, khususnya Pamekasan. Dampaknya dirasakan langsung oleh petani tembakau yang dulu kerap merugi, kini bisa bernapas lega.
“Kalau tidak bisa membantu, minimal jangan mengganggu. Mereka bukan koruptor kok,” tegas Zaini Wer Wer.
Zaini juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus saling menghargai tanpa saling menjatuhkan.
“Mari kita bangun ekonomi kerakyatan ini dengan fokus pada percepatan peningkatan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat, demi menyongsong Indonesia Emas,” pungkasnya.
(Ans/bejo)