Portal DIY

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pengelola Wisata Sleman Harus Tingkatkan Kewaspadaan

28
×

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pengelola Wisata Sleman Harus Tingkatkan Kewaspadaan

Sebarkan artikel ini
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Pengelola Wisata Sleman Harus Tingkatkan Kewaspadaan
Kepala Dinas Pariwisata Suparmono menunjukkan SE terkait antisipasi bencana di obyek wisata (Foto : Brd/Portal Indonesia)

SLEMAN – Dinas Pariwista (Dinpar) Kabupaten Sleman mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam di beberapa obyek wisata yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi saat musim hujan ini.Sedang potensi bencana hidrometeorologi yang ditimbulkan antara lain berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan angin kencang yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrim di musim hujan ini.

”Untuk itu, memasuki musim hujan ini, Dinas Periwisata Kabupaten Sleman menghimbau kepada seluruh pengelola destinasi wisata ataupun desa-desa wisata di wilayah Kabupaten Sleman agar waspada dan selalu memperhatikan himbauan ataupun arahan dari instansi terkai,” kata kepala dinas pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono kepada para wartawan di Sleman Jumat (29/10/2021) .

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ir Suparmono, terkait potensi bencana tersebut, Dinas Pariwisata Sleman telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 360/2824 perihal Peningkatan Kewaspadaan Ancaman Bencana Hidrometeorogoli. SE tersebut menindaklanjuti terbitnya SE dari Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 360/2824 tentang Peningkatan Respon Kebencanaan Sebagai Langkah Antisipatif Bencana Hidrometeorologis.

“SE itu isinya meminta seluruh pengelola destinasi ataupun desa wisata yang wilayahnya memiliki potensi bencana untuk meningkatkan kewaspadaanya,” kata Suparmono, Jumat (29/10/2021).

Ditegaskan, dalam SE tersebut sebagai upaya melindungi wisatawan terutama di bulan Oktober 2021-Maret 2022, terutama puncak musim hujan pada Januari 2022.
Untuk itu Suparmono meminta kepada seluruh pengelola destinasi dan desa wisata agar meningkatkan koordinasi dengan Posko Unit Operasional Penanggulangan Bencana dan Tim SAR setempat.

Hal ini untuk pemantauan kemungkinan terjadinya bencana agar bisa diantisipasi dengan baik, khususnya yang berlokasi di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Begitu pula obyek wisata di daerah lereng-lereng seperti wilayah Kapanewon Prambanan yang berpotensi bencana tanah longsor.

“Kami berupaya mengingatkan teman-teman pengelola agar selalu mengutamakan keselamatan dan kenyamanan wisatawan,” ujarnya.

Disisi lain, Dinas pariwisata juga menghimbau kepada wisatawan untuk memperhatikan arahan atau himbauan dari pengelola tempat wisata. Bukan hanya terkait potensi bencana alam, tetapi arahan yang terkait bencana pandemi juga harus dipatuhi. (Brd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *