Pernahkah Anda merasakan sensasi dingin menusuk di bagian dada saat terpapar angin malam? Sensasi ini sering dikaitkan dengan masalah pada paru-paru yang disebabkan oleh terpaan angin pada malam hari. Anda mungkin sudah sering dihimbau untuk menghindari udara dingin angin malam, terpaan angin saat naik sepeda motor, atau berolahraga luar ruangan saat malam hari. Angin yang berhembus di malam hari memang terasa lebih dingin dan menusuk daripada angin di siang atau sore hari. Hal ini sering diyakini sebagai salah satu penyebab penyakit paru-paru basah. Selain paru-paru basah, ada juga penyakit paru-paru lain yang bisa menyerang kita, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), tuberkulosis (TBC), bronkitis, dan juga efusi pleura (penumpukan cairan di dalam rongga pleura). Pelajari lebih lanjut terkait penyakit paru-paru tersebut melalui tautan berikut ini https://icts.id/efusi-pleura.
Mengenal Berbagai Penyakit Paru-Paru
Sebagai organ tubuh yang menjadi tempat tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida, paru-paru memiliki peran krusial dalam mengatur sistem pernapasan tubuh. Menjadi sebuah kebutuhan yang krusial bagi kita untuk menjaga kesehatan dan fungsi paru-paru. Sama seperti organ tubuh lainnya, ada berbagai penyakit paru-paru yang bisa menyerang kita kapan saja, di antaranya:
1. Paru-Paru Basah
Paru-paru basah, atau disebut juga dengan pneumonia, adalah salah satu kondisi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di mana terjadi peradangan (iritasi) pada paru-paru. Sebagian besar peradangan ini terjadi pada kantung udara kecil bernama alveoli (alveolus) yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya oksigen dan karbondioksida. Peradangan ini mengakibatkan kantung udara menjadi penuh dengan cairan mirip nanah yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dibawa masuk oleh udara ke dalam tubuh. Gejala paru-paru basah biasanya mencakup kombinasi antara batuk berdahak (dengan lendir berwarna kuning atau hijau), batuk kering, batuk berdarah, nyeri dada, demam, dan susah bernapas. Sampai saat ini, pengobatan paru-paru basah masih sebatas mengelola gejala, seperti bantuan pernapasan dengan ventilator, pemberian obat antibiotik, manajemen cairan untuk membantu oksigen mencapai paru-paru.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau juga dikenal dengan istilah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), adalah penyakit paru-paru yang menyebabkan aliran udara menyempit serta gangguan pada sistem pernapasan. Paru-paru pada penderita PPOK biasanya akan rusak atau tersumbat oleh dahak. Beberapa orang terkadang juga menyebut penyakit ini sebagai emfisema dan/atau bronkitis kronis karena memang dua kondisi inilah yang paling sering berkembang menjadi PPOK. Gejala PPOK umumnya berupa batuk berdahak atau tidak berdahak, susah bernapas, mengi, dan mudah merasa lelah. Penyebab utama dari penyakit ini adalah kebiasaan merokok dan paparan polusi udara secara terus-menerus. PPOK tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa membaik jika seseorang menghindari asap rokok atau polusi udara serta mendapatkan vaksin untuk mencegah infeksi. Pengobatan PPOK bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan medis sesuai resep dokter, oksigen, atau rehabilitasi paru-paru.
3. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh sejenis bakteri dan cukup sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah. TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan bisa diobati dengan obat antibiotik. Sekitar 5–10% orang yang terinfeksi TBC menunjukkan prognosis yang baik menuju kesembuhan. Mereka yang terinfeksi bakteri penyebab TBC, tetapi belum menderita penyakit ini, tidak dapat menularkannya kepada orang lain.
4. Bronkitis
Bronkitis adalah kondisi ketika saluran udara di paru-paru, yang disebut bronkus, mengalami peradangan atau iritasi sehingga menyebabkan batuk yang seringkali disertai produksi lendir atau dahak. Tingkatan bronkitis biasanya ada dua, yaitu bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang). Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi, dan berpotensi untuk menular. Kebanyakan penderita bronkitis akut akan pulih setelah beberapa hari atau minggu. Di sisi lain, bronkitis kronis akan berlangsung setidaknya selama tiga bulan dan berpotensi kambuh lagi setidaknya dua tahun berturut-turut. Penderita bronkitis kronis biasanya akan kesulitan untuk bernapas karena lapisan saluran pernapasan masih meradang, sehingga menyebabkan pembengkakan dan produksi lendir yang lebih banyak.
5. Efusi Pleura
Efusi pleura adalah penumpukkan cairan di dalam rongga pleura, yaitu rongga di antara paru-paru dan dinding dada, karena adanya penyakit yang menghambat perkembangan maksimal paru-paru saat bernapas. Penyakit efusi pleura biasanya dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu efusi pleura transudatif, eksudatif, dan limfa. Efusi pleura transudatif adalah efusi yang terjadi akibat rongga pleura kelebihan cairan. Sedangkan efusi limfa adalah kondisi di saat pembuluh limfatik tidak mampu secara efektif mengurangi cairan di dalam rongga pleura. Rongga pleura berisi cairan interstitial yang berfungsi sebagai pelumas antara rongga dada dan paru-paru saat terjadi pergerakan saat bernapas. Cairan ini biasanya akan dikeringkan oleh pembuluh kapiler limfatik.
Faktor Risiko Penyakit Paru-Paru
Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai penyakit paru-paru, antara lain:
- Kebiasaan merokok (aktif) maupun perokok pasif adalah faktor utama seseorang terkena berbagai penyakit paru-paru dan sistem pernapasan.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, anak-anak, dan orang dengan penyakit kronis, lebih berisiko terkena infeksi pada paru-paru.
- Paparan zat berbahaya yang dapat meningkatkan risiko paru-paru basah.
Tindakan Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah agar Anda tidak mudah terserang berbagai penyakit paru-paru adalah dengan menjaga kesehatan paru-paru dan fungsinya setiap hari. Beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan, di antaranya:
- Berhentilah merokok jika memiliki kebiasan merokok.
- Hindarilah paparan asap rokok dari orang lain (pasif).
- Mendapatkan vaksinasi untuk mencegah infeksi, seperti vaksin influenza dan pneumonia.
- Konsumsi makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.
- Hindari paparan zat berbahaya, seperti gas radon atau serat asbes.
Kesimpulan
Angin malam tidak secara langsung dapat memicu paru-paru basah atau penyakit paru-paru lainnya. Namun, menjaga kesehatan paru-paru dengan menghindari paparan asap rokok, polusi udara, dan zat berbahaya lainnya, dapat membantu Anda menghindari penyakit ini. Selain itu, disiplin menjaga gaya hidup sehat juga bagus untuk merawat kondisi paru-paru Anda. Jika Anda mengalami gejala penyakit pada paru-paru, segeralah memeriksakan diri ke dokter spesialis paru-paru berpengalaman untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.