Portal Jatim

Aksi Damai, Puluhan Anggota KPPS di Kota Pasuruan Tolak Adanya Hak Angket, Ini Alasannya

143
×

Aksi Damai, Puluhan Anggota KPPS di Kota Pasuruan Tolak Adanya Hak Angket, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Aksi Damai, Puluhan Anggota KPPS di Kota Pasuruan Tolak Adanya Hak Angket, Ini Alasannya
Puluhan anggota KPPS saat beraksi di tugu simpang tiga Slagah, membawa poster dengan beragam tulisan salah satunya Tolak Hak Angket

KOTA PASURUAN — Setelah menjalankan tugas sebagai Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024, tampak puluhan anggota KPPS di Kota Pasuruan menggelar aksi damai di tugu simpang tiga Slagah, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Sabtu (24/2/2024) pagi.

Dalam aksinya tersebut, mereka mewakili anggota KPPS khususnya di Kota Pasuruan menyerukan, bahwa tugas dan tanggung jawab didalam proses Pemilu beberapa hari kemarin menurutnya sudah sesuai azas demokrasi yaitu dilakukan secara jujur, adil serta langsung, umum, bebas, rahasia (Luber).

Dan selanjutnya menolak adanya upaya hak angket dari beberapa pihak yang belakangan ini terus menyeruak termasuk soal tuduhan adanya dugaan pemilu curang.

“Kami segenap perwakilan dari beberapa petugas KPPS yang ada di Kota Pasuruan, saat ini melakukan aksi menolak hak angket dan adanya tuduhan kecurangan. Karena sebagai petugas KPPS, kami adalah bagian daripada penyelenggara pemilu”, kata Feri Fahrudin Azis, selaku kordinator aksi sekaligus anggota KPPS di TPS Kelurahan Sebani, Kota Pasuruan.

Feri juga menjelaskan, “Padahal selama penyelenggara, kami sudah bekerja semaksimal mungkin, bertanggung jawab, dan jujur, tapi sampai saat ini kami ada kesan masih dituduh oleh penguasa, oleh pejabat, melakukan kecurangan. Kami disini mengawal demokrasi, dan kami kecewa atas tuduhan itu karena diluar sana banyak teman-teman kami yang masuk Rumah Sakit bahkan sampai meregang nyawa untuk mengawal pesta demokrasi ini”, ujaranya.

Aksi Damai, Puluhan Anggota KPPS di Kota Pasuruan Tolak Adanya Hak Angket, Ini Alasannya
Sucipto, salah satu pengendara yang mengajak masyarakat untuk legowo dan menerima hasil putusan KPU

Lebih lanjut, Feri menegaskan bahwa dirinya bersama anggota KPPS yang lain merasa tergugah untuk bersama sama menolak adanya upaya hak angket lantaran hal itu sama halnya dengan matinya demokrasi.

“Ini merupakan kegiatan spontanitas kami untuk menolak hak angket, karena kami sudah bekerja sesuai dengan sumpah kami. Dan kami berharap, agar para penguasa untuk menghilangkan asumsi liar dan menghilangkan pikiran-pikiran menuduh kita petugaa dilapangan berlaku curangan dan itu tidak benar”, ungkapnya.

Menanggapi aksi itu, Sucipto salah satu warga Kota Pasuruan yang kebetulan melintas menyampaikan bahwa pemilu 2024 dianggap sudah sesuai dengan harapan bersama yaitu secara jujur dan transparan terutama dalam proses penghitungan suara.

“Saya pikir pemilu ini sudah melalui tahapan-tahapan yang cukup lelah dan disaksikan secara seksama, tentunya dengan harapan kami selaku warga Kota Pasuruan untuk secara legowo, secara bijak untuk bisa menerima apa yang sudah terjadi dalam proses Pemilu 2024 ini”, tutur Sucipto, sembari melihat aksi dari KPPS di tugu Slagah.

Berkaitan dengan hasil pemilu, Sucipto juga mengajak semua pihak terutama para calon yang ikut dalam kompetisi pesta demokrasi agar bisa lebih menerima dan menyadari bahwa proses pemilu betul betul dilakukan penghitungan secara detail dan penuh kehati-hatian.

“Tentang siapa menang siapa kalah itu hal biasa, dengan ini saya harapkan semua warga menyadari sehingga tidak ada istilah melakukan hak angket ketidak percayaan. Karena apapun, pemilu ini dilindungi oleh undang-undang, sehingga semuanya harus betul-betul kita dorong semuanya untuk bisa melakukan malalui proses. Itu yang utama”, tandasnya.

Lanjut Sucipto, “Jadi kami selaku warga masyarakat, sangat menerima dengan lapang dada apa yang telah diharapkan. Karena kalau kita lihat pemilu ini cukup besar biayanya menyangkut triliunan rupiah, akan tetapi kalau ini terjadi meminta Hak Angket, saya pikir ini sangat sulit diterapkan”, terangnya

“Untuk itu sekali lagi, apa yang sudah terjadi didalam proses Pemilu marilah kita dukung secara bijak dan secara legowo”, pungkasnya. (Eko)