YOGYAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan cuaca di wilayah D.I.Yogyakarta periode tanggal 14-16 Januari 2025. Prospek cuaca tiga harian di wilayah DIY tersebut disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi:
-Terdapat bibit siklon tropis 99S di Samudra Hindia sebelah Selatan Pulau Jawa yang membentuk wilayah belokkan angin (shearline) di Pulau Jawa, termasuk wilayah D.I Yogyakarta.
-Profil vertikal terkini kelembaban udara wilayah DIY pada ketinggian 1.5 – 3.0 km (level 850 – 700 mb) yang cukup basah sebesar 75 – 95 %, sehingga berpotensi terjadi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY.
-Hangatnya suhu permukaan air laut di sekitar perairan Jawa menunjukkan adanya potensi penambahan massa uap air yang dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan hujan.
Mempertimbangkan hal tersebut, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan cuaca di wilayah D.I.Yogyakarta periode tanggal 14-16 Januari 2025 sebagai berikut:
Pada hari ini Selasa, 14 Januari 2025, masyarakat hendaknya mewaspadai potensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di seluruh wilayah DIY.
Pada tanggal 15 Januari 2025 untuk mewaspadai potensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul bagian Tengah dan Selatan, serta Gunungkidul.
Tanggal 16 Januari 2025 hendaknya waspada potensi hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, Bantul bagian Tengah dan Selatan, serta Gunungkidul.
Untuk itu BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan. Yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang dan sambaran petir.
Imbauan ini terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (bams)