SLEMAN – Angka stunting di Kabupaten Sleman terus menurun, tapi masih tergolong tinggi. Oleh karena itu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman terus berupaya menurunkanya dengan target angka stunting di Sleman bisa menjadi 4,41 persen dari jumlah balita yang ada.
Hal tersebut dikatakan Penjabat sementara (Pjs) Bupati Sleman Kusno Wibowo ketika meninjau kegiatan monitoring dan evaluasi (Monef) kasus stunting di Sleman yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman di Kapanewon Minggir, Rabu, (13/11/2024).
Lebih lanjut Kusno Wibowo mengatakan bahwa berdasarkan data Elektronik Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), di tahun 2023 prevalensi stunting di Sleman berada di angka 4,51 persen. Angka tersebut, turun 2,37 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6.88 persen.
“Sedang di tahun 2024 ini ditargetkan bisa turun lagi menjadi 4,41 persen dan diharapkan target tersebut bisa tercapai,” kata Kusno.
Terhadap kegiatan Monev yang diselenggarakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman ini, Kusno Wibowo menyampaikan apresiasi kepada TPPS, karena telah berperan aktif dalam menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Sleman.
“TPPS adalah garda terdepan penurunan stunting di Sleman. Terlebih di Kapanewon Minggir ini harus dijadikan prioritas karena prevalensinya masih lebih tinggi dibanding Sleman,” jelas Kusno
Lebih lanjut, Kusno menegaskan sekecil apapun angka prevalensi stunting harus ditangani dan disertai upaya pencegahan munculnya kasus baru. Kusno berharap kelompok sasaran harus dipastikan oleh TPPS mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik melalui konseling gizi terpadu, fasilitas air bersih, perlindungan jaminan sosial, kelas pengasuhan, pemeriksaan kesehatan pasangan usia subur serta pemberian tablet tambahan darah bagi remaja putri.
“TPPS tingkat Kelurahan dan Kapanewon tentu lebih memahami karakteristik masyarakatnya di wilayah masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi TPPS kenali kendala dan permasalahan yang ditemui di lapangan besrta cara penanganannya,” kata Kusno
Mengakhiri arahannya, Kusno harap TPPS dapat melakukan pembinaan secara humanis dan menekankan pentingnya pemahaman agar anak mengkonsumsi makanan utama dengan porsi seimbang. (Brd)