Portal Jatim

Penemuan 4 Rangka Manusia di Situs Kumitir, Mojokerto, Ungkap Jejak Sejarah Majapahit

Redaksi
33
×

Penemuan 4 Rangka Manusia di Situs Kumitir, Mojokerto, Ungkap Jejak Sejarah Majapahit

Sebarkan artikel ini

MOJOKERTO – Tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI kembali menemukan empat kerangka manusia saat melakukan ekskavasi di Situs Kumitir, Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.

Penggalian yang berlangsung selama 23 hari, mulai 17 September hingga 9 Oktober 2024, berhasil menemukan kerangka manusia di lokasi yang diduga merupakan peninggalan era Majapahit.

Ketua Tim Ekskavasi BPK Wilayah XI, Muhammad Ikhwan, menyatakan bahwa selama ekskavasi, tim menemukan bagian talud meski kondisinya sudah rusak dan hanya tersisa beberapa lapisan. Selain itu, mereka juga menemukan gapura di sisi barat-selatan situs, yang memberikan petunjuk penting terkait struktur Bhre Wengker.

“Penemuan paling menarik datang dari sudut barat daya situs, dekat makam Mbah Sagu, di mana kami menemukan empat kerangka manusia,” ungkap Ikhwan pada Sabtu (5/10/2024).

Saat ini, tim masih melakukan pencarian data untuk memastikan apakah kerangka-kerangka tersebut berasal dari era Majapahit dan apakah berkaitan dengan struktur Bhre Wengker.

“Kami bekerja sama dengan ahli paleontologi dari Universitas Airlangga, Surabaya, untuk mengumpulkan data lebih lanjut dan merencanakan langkah pelestariannya,” tambahnya.

Ia juga menjelaskan bahwa hubungan antara kerangka dan bangunan di sekitar situs masih belum dapat dipastikan, sehingga diperlukan analisis lebih lanjut oleh para ahli.

“Mengenai kedekatan lokasi kerangka dengan struktur bangunan, kami belum bisa memastikan apakah mereka merupakan pendukung atau terkait dengan bangunan tersebut. Untuk penanggalannya, kami menunggu hasil dari para ahli,” jelas Ikhwan.

Dari empat kerangka yang ditemukan, tiga di antaranya telah diidentifikasi dengan posisi kepala menghadap barat laut dan kaki ke tenggara, sementara satu kerangka lainnya baru menampakkan bagian tengkorak.