KesehatanTips & Edukasi

Jangan Sepelekan! Kenali Demensia, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

portal-indonesia.com
×

Jangan Sepelekan! Kenali Demensia, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Sebarkan artikel ini
Demensia
Jangan Sepelekan! Kenali Demensia, Penyebab, dan Cara Pencegahannya (portal-indonesia.com)

Demensia adalah salah satu kondisi yang sering dianggap sepele oleh banyak orang, padahal dampaknya terhadap kualitas hidup sangat besar. Mungkin ketika mendengar kata “demensia”, yang terbayang di benak kita adalah penyakit orang tua atau sesuatu yang berhubungan dengan ingatan yang hilang. Tapi, apakah demensia benar-benar hanya sebatas itu? Apakah hanya orang tua yang berisiko terkena demensia? Artikel ini akan membahas tentang demensia secara lengkap: mulai dari pengertiannya, penyebabnya, hingga cara pencegahannya yang bisa Anda lakukan sejak dini.

Apa Itu Demensia?

Demensia bukanlah penyakit spesifik, melainkan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian gejala yang memengaruhi kemampuan berpikir, ingatan, dan kemampuan berinteraksi sosial seseorang. Orang yang menderita demensia umumnya mengalami penurunan fungsi otak yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Mereka sering kali sulit fokus, bingung dengan waktu dan tempat, serta mengalami perubahan perilaku yang signifikan.

Kondisi ini berbeda dengan pikun biasa. Jika pikun adalah bagian normal dari proses penuaan, demensia lebih dari sekadar lupa menaruh barang atau kesulitan mengingat nama. Demensia menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak yang memengaruhi berbagai fungsi kognitif, seperti kemampuan berbahasa, penilaian, dan kemampuan memecahkan masalah.

Jenis-Jenis Demensia

Seperti yang informasikan oleh webiste pafikabupatenbangkalan.org, Ada beberapa jenis demensia yang perlu kita ketahui, antara lain:

  1. Alzheimer
    Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum. Ini ditandai dengan penurunan ingatan, kebingungan, dan perubahan kepribadian yang lambat tapi pasti.
  2. Demensia Vaskular
    Demensia jenis ini disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, seperti stroke. Biasanya, gejalanya muncul tiba-tiba dan berhubungan dengan perubahan fisik, seperti kesulitan berjalan.
  3. Demensia Lewy Body
    Ciri khasnya adalah halusinasi visual dan gangguan tidur. Penderita sering mengalami mimpi yang nyata dan menakutkan.
  4. Demensia Frontotemporal
    Jenis demensia ini memengaruhi bagian depan otak yang bertanggung jawab atas kepribadian dan perilaku. Gejalanya termasuk perubahan kepribadian dan perilaku sosial yang tak lazim.
  5. Demensia Campuran
    Ini adalah kombinasi dari beberapa jenis demensia di atas, biasanya Alzheimer dan Demensia Vaskular.
Baca Juga:
Energi dan Edukasi, Peringatan HKN ke-60 di Sidoarjo Dimeriahkan dengan Poundfit dan Seminar

Penyebab Demensia

Demensia disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel otak yang mengganggu komunikasi antar neuron. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tergantung jenis demensianya. Namun, beberapa faktor yang umumnya menjadi pemicu adalah:

  1. Penuaan
    Penuaan adalah faktor risiko terbesar untuk demensia. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko terkena demensia.
  2. Genetik
    Faktor keturunan juga berperan. Jika ada anggota keluarga dekat yang menderita demensia, risiko Anda untuk mengalami kondisi ini meningkat.
  3. Gaya Hidup yang Tidak Sehat
    Kebiasaan buruk seperti merokok, pola makan tinggi lemak, dan kurang olahraga dapat meningkatkan risiko demensia.
  4. Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol Tinggi
    Gangguan ini dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak, yang dapat menyebabkan demensia vaskular.
  5. Cedera Kepala
    Cedera otak traumatis akibat kecelakaan atau benturan keras bisa menyebabkan demensia, terutama jika cedera tersebut berulang.
  6. Depresi dan Gangguan Mental Lainnya
    Depresi yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko demensia, begitu juga dengan gangguan mental lainnya.

Gejala Demensia yang Harus Diwaspadai

Mengenali gejala awal demensia sangat penting untuk penanganan dini. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Kehilangan Ingatan
    Ini adalah gejala yang paling sering muncul. Penderita mungkin lupa akan percakapan yang baru saja terjadi, lupa nama orang dekat, atau bahkan lupa cara melakukan aktivitas sehari-hari.
  2. Kesulitan Berbicara dan Menulis
    Demensia dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi. Penderita mungkin sulit menemukan kata yang tepat, mengulang-ulang kata, atau susunan kalimatnya menjadi tidak logis.
  3. Kebingungan dengan Waktu dan Tempat
    Penderita sering tersesat, bahkan di tempat yang sudah dikenal, dan lupa tanggal atau tahun saat ini.
  4. Perubahan Perilaku dan Kepribadian
    Mereka mungkin menjadi lebih mudah marah, cemas, atau merasa curiga tanpa alasan jelas.
  5. Hilangnya Inisiatif
    Penderita demensia sering kali kehilangan minat pada aktivitas yang dulu mereka sukai dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial.
  6. Kesulitan Mengikuti Instruksi
    Kegiatan sederhana, seperti mengikuti resep masakan atau mengelola keuangan, menjadi sangat sulit dilakukan.
Baca Juga:
Tren Bisnis Online yang Akan Meledak di Tahun 2025

Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan beberapa gejala di atas, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Pencegahan Demensia yang Bisa Dilakukan Sejak Dini

Walaupun beberapa faktor risiko tidak dapat dihindari, seperti penuaan atau genetik, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk pencegahan demensia sejak dini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda coba:

1. Menjaga Pola Makan Sehat

Pola makan yang seimbang dan sehat dapat membantu mencegah kerusakan sel-sel otak. Diet Mediterania yang kaya akan sayuran, buah-buahan, ikan, dan kacang-kacangan diketahui sangat baik untuk kesehatan otak. Selain itu, hindari konsumsi makanan olahan yang tinggi gula dan lemak jenuh.

2. Rutin Berolahraga

Olahraga teratur tidak hanya baik untuk tubuh, tapi juga untuk otak. Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan merangsang pertumbuhan sel-sel otak baru. Cobalah untuk rutin berjalan kaki, berlari, atau berenang setidaknya 30 menit setiap hari.

3. Latih Otak dengan Aktivitas Mental

Membaca, bermain teka-teki, belajar bahasa baru, atau mencoba hobi baru bisa membantu menjaga otak tetap aktif. Kegiatan ini melatih otak untuk terus berpikir dan belajar, sehingga memperlambat penurunan kognitif.

4. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko demensia. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam, setidaknya 7-8 jam. Tidur yang berkualitas membantu otak membersihkan racun dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

5. Mengelola Stres dan Emosi

Stres kronis dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau berbicara dengan orang-orang terdekat. Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Baca Juga:
Tips Merawat Kendaraan, Meminimalisir Kerusakan dan Memperpanjang Usia Kendaraan

6. Berhenti Merokok dan Kurangi Konsumsi Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak pembuluh darah di otak, yang meningkatkan risiko demensia. Berhenti merokok dan membatasi alkohol adalah langkah penting untuk melindungi kesehatan otak Anda.

7. Bersosialisasi Secara Aktif

Interaksi sosial dapat membantu menjaga kesehatan otak. Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, berkumpul dengan teman-teman, atau bergabung dengan klub hobi bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga otak tetap aktif.

8. Rutin Memeriksa Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan yang bisa memicu demensia, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Penanganan dini terhadap kondisi ini bisa mencegah komplikasi yang lebih serius.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Jika Anda merasa ada perubahan signifikan dalam kemampuan kognitif Anda atau anggota keluarga, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Semakin dini demensia dideteksi, semakin besar kemungkinan untuk memperlambat perkembangannya dan mempertahankan kualitas hidup.

Pemeriksaan biasanya melibatkan tes kognitif, tes darah, dan pencitraan otak seperti MRI atau CT scan. Jangan menunggu sampai gejala semakin parah. Dengan penanganan dini, risiko penurunan kognitif yang lebih lanjut bisa diminimalkan.

Menghadapi Kehidupan dengan Demensia

Menghadapi demensia, baik untuk penderita maupun keluarga, bukanlah hal yang mudah. Dukungan emosional, pemahaman, dan perawatan yang baik adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari komunitas atau profesional yang berpengalaman dalam menangani demensia.

Bagi keluarga, penting untuk memahami bahwa perubahan perilaku yang terjadi bukanlah keinginan penderita, melainkan akibat dari perubahan yang terjadi di otak. Bersabar, berkomunikasi dengan lembut, dan menciptakan lingkungan yang aman dapat membantu mengurangi stres yang dialami oleh penderita.

Baca Juga:
Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital, Strategi untuk Hidup Lebih Seimbang

Kesimpulan

Demensia bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh. Memahami gejalanya, mengetahui faktor risikonya, dan melakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan orang-orang yang kita cintai. Walaupun belum ada obat untuk menyembuhkan demensia sepenuhnya, pencegahan dan penanganan dini dapat membantu memperlambat perkembangannya serta meningkatkan kualitas hidup penderita.

Jadi, jangan sepelekan! Kenali demensia, pahami penyebabnya, dan lakukan pencegahan mulai sekarang. Dengan begitu, kita bisa menjaga kesehatan otak kita agar tetap tajam dan berfungsi optimal sepanjang hidup.