Portal Sumsel

Apa Itu Nisfu Sya’ban? Berikut Tausiyah Ustadz H Dumyati Umar

179
×

Apa Itu Nisfu Sya’ban? Berikut Tausiyah Ustadz H Dumyati Umar

Sebarkan artikel ini
Apa Itu Nisfu Sya'ban? Berikut Tausiyah Ustadz H Dumyati Umar
Ustadz H.Dumyati Umar pada kegiatan tausiah ba'da Salat Subuh di Masjid Alaman, Komplek Paakri Palembang, Sabtu (5/03/2022)

PALEMBANG — Apa itu Nisfu Sya’ban? Nisfu Sya’ban adalah malam dibukanya 300 pintu rahmat dan pintu ampunan oleh Allah SWT untuk umat yang beriman kepada Allah SWT.

Demikian disampaikan Ustad H. Dumyati Umar saat memberikan tausiyah ba’da Salat Subuh di Masjid Al-Aman, Komplek Paakri Palembang yang dihadiri oleh Kapolda Sumsel Irjen. Pol. Drs. Toni Harmanto, MH., Wakapolda Sumsel Brigjen Pol. Rudi Setiawan, S.I.K., SH., MH., Kabid Humas Kombes Pol. Drs. Supriadi, MM., Dirlantas Kombes Pol M.Pratama Adhyasastra, S.I.K, SH., MH., Dirsamapta Kombes Pol. Djuwito Purnomo, S.I.K., Dirreskrimum Kombes Pol. M.Anwar Reksowidjojo, Kombes Pol. Gandung W, AKBP Erwin, AKBP Bekti dan para jamaah, Sabtu (5/03)

Ustadz Dumyati mempertegas, bahwa pengertian dan keutamaan bulan Sya’ban diperkuat dengan hadits dari Abu Hurairah RA.

Rasulullah SAW bersabda: “Jibril telah datang kepadaku pada saat malam Nisfu Sya’ban”.

Lalu ia (Jibril) berkata: “Wahai Muhammad, pada malam ini dibuka pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat. Oleh karena itu, bangunlah dan dirikanlah sholat, serta angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke langit (berdoa)”.

Kemudian Nabi bertanya: “Apakah arti malam ini?

Jibril pun menjawab: “Malam ini telah dibukakan 300 pintu rahmat dan pintu ampunan. Allah SWT mengampuni dosa sekalian orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Kecuali seorang ahli sihir, tukang ramal, orang yang suka bermusuhan, orang yang suka mengadu domba, pemabuk, orang yang durhaka pada kedua orang tuanya, dan orang yang memutuskan silaturahim. Mereka tidak akan diampuni Allah.

” Pada saat Nisfu Sya’ban, umat muslim dianjurkan untuk mengamalkan doa dan mendirikan Salat Sunah. Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk mengerjakan Puasa Nisfu Sya’ban”.

” Ibadah-ibadah yang dianjurkan tersebut merupakan kebiasaan dari Nabi Muhammad ketika memasuki bulan Sya’ban. Selain akan mendapat pahala, melakukan ibadah sunah juga akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” terang Ustadz Dumyati.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Dumyati juga menyampaikan tentang amalan malam Nisfu Sya’ban.

“Pada saat malam Nisfu Sya’ban kita hendaknya mengerjakan amalan-amalan yang dianjurkan,” ujarnya.

Berikut ini 3 amalan utama malam Nisfu Sya’ban yang dapat dikerjakan, diantaranya:

1. Memperbanyak Membaca Doa

Doa merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berdoa berarti kita mengakui bahwa tiada daya dan upaya selain kuasa dari Allah. Oleh sebab itu pada saat malam Nisfu Sya’ban kita hendaknya memperbanyak memanjatkan doa.

“Berdoalah dengan memuji nama Allah, panjatkan permintaan kita pada saat malam Nisfu Sya’ban. Karena pada malam itu dipercaya doa akan segera diijabah oleh Allah,” ujar Ustadz Dumyati.

2. Memperbanyak Membaca Dua Kalimat Syahadat

Dua Kalimat Syahadat merupakan kalimat mulia yang paling disukai oleh Allah SWT. Dengan memperbanyak membaca Dua Kalimat Syahadat pada saat malam Nisfu Sya’ban, maka Allah akan mencurahkan Rahmat serta Hidayahnya kepada kita. Syahadat juga menjadikan kita untuk senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT.

“Selain itu kita akan mengagungkan Nabi Muhammad sebagai Rasul yang paling mulia,” kata Ustadz Dumyati menambahkan.

3. Membaca Istighfar

Malam Nisfu Sya’ban menjadi momen yang paling tepat untuk meminta ampunan dari segala dosa yang kita perbuat.

“Allah sangat menyukai hamba-Nya yang bertaubat dengan membaca kalimat istighfar. Oleh sebab itu umat muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar pada saat malam Nisfu Sya’ban,” beber ustadz kelahiran Desa Ulakkerbau Ogan Ilir itu.

Pada kesempatan tersebut, Ustadz Dumyati menyampaikan kepada seluruh jamaah yang hadir untuk melakukan 5 perkara sebelum datang 5 Perkara.

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

‘Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu muda-mu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehat-mu sebelum datang waktu sakit-mu,
[3] Masa kaya-mu sebelum datang masa kefakiran-mu,
[4] Masa luang-mu sebelum datang masa sibuk-mu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematian-mu.
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya).

“Artinya [1] Waktu muda-mu sebelum datang waktu tuamu. Maksudnya, lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta”.

[2]Waktu sehat-mu sebelum datang waktu sakitm-u, maksudnya beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.”
[3]Masa luang-mu sebelum datang masa sibuk-mu. Maksudnya, manfaatklah kesempatan (waktu luang-mu) di dunia ini sebelum datang waktu sibuk-mu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.”
[4]Masa kaya-mu sebelum datang masa kefakiran-mu. Maksudnya, bersedekahlah dengan kelebihan harta-mu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.”
[5]Hidup-mu sebelum datang kematian-mu. Maksudnya, lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah mati-mu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.”

Demikian dikatakan Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. “Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir),” pungkasnya.