SLEMAN – Berdasarkan catatan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2024 kemarin di Sleman ada 559 hektar tanaman padi di sawah yang rusak diserang hama tikus. Bahkan, 26 hektare diantaranya puso akibat serangan hama pengerat tersebut..
“Dari hasil analisa, diperoleh data tingkat serangan hama tikus tersebut berfariasi. Yaitu tingkat serangan ringan seluas 410 hektare, tingkat serangan sedang 81 hektare, tingkat serangan berat seluas 42 hektare dan tingkat serangan puso seluas 26 hektare,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Selasa (7/1/2025).
Dikatakan, terhadap serangan hama tikus tersebut, jajarannya bersama kalangan petani terus melakukan upaya pengendalian baik secara preventif maupun responsi dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
“Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan baik secara preventif maupun responsif dengan prinsip-prinsip PHT selama 2024 di Kabupaten Sleman mampu mengendalikan 135 hektare dari total luas serangan 559 hektare, sehingga serangan riil hama tikus pada 2024 di Kabupaten Sleman terjadi seluas 424 hekare,” katanya.
Kegiatan pengendalian hama tikus, lanjutnya, diprioritaskan pada awal tanam atau pengendalian dini untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadia generatif padi. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi secara luas.
Beberapa langkah pengendalian yang sudah dilakukan oleh petugas pengendali OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) beserta dengan petugas lapang lainnya adalah dengan melakukan beberapa langkah pengendalian hama terpadu (PHT).
“Kegiatan tersebut antara lain gropyokan tikus atau memburu tikus massal, pengumpanan racun tikus dan fumigasi serta pemanfatan musuh alami. Hasilnya, 135 hektare bisa kita kendalikan,” katanya. (Brd).