KesehatanPortal DIY

227.370 Anak di Sleman Peroleh Imunisasi Japanese Encephalitis

Portal Indonesia
153
×

227.370 Anak di Sleman Peroleh Imunisasi Japanese Encephalitis

Sebarkan artikel ini
Petugas medis Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman memvaksin salah seorang santri Ponpes Sunan pandanaran Ngaglik Sleman (Brd/Portal Indonesia)

SLEMAN – Mencegah munculnya penyakit radang otak, Pemkab Sleman canangkan imunisasi Japanese Encephalitis (JE). Pencanangan ditandani dengan pemberian imunisasi JE kepada para santri pondok Pesantren Sunan Pandanaran di komplek Pomndok Sunan Pandanaran kapanewon Ngaglik, Senin (2/9/2024).

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr,Khamidah Yuliati, anak yang diberi imunisasi JE adalah anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Di Sleman anak yang akan di beri imunisasi JE sebanyak 227.370 anak. Pemberian imunisasi tambahan massal JE akan dilaksanakan bertahap selama dua bulan mulai tanggal 3 September hingga Oktober 2024.

“Kabupaten Sleman menjadi sasaran imunisasi JE, karena DIY merupakan salah satu daerah dengan jumlah kasus yang cukup tinggi,” kata Khamidah Yuliati.

Vaksin JE akan diberikan secara cuma-cuma di seluruh fasilitas kesehatan baik posyandu dan puskesmas. Selain itu, vaksin JE juga diberikan di lingkungan sekolah dan tempat yang ditunjuk sebagai lokasi pelayanan imunisasi seperti kalurahan dan gedung pertemuan.

Khamidah Yuliati menjelaskan, Japanese Encephalitis atau JE merupakan salah satu penyebab terbesar ensefalitis virus di seluruh dunia. Penyakit ini juga menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Asia termasuk Indonesia.

Di Indonesia dilaporkan temuan kasus JE pada usia kurang dari 15 tahun sebesar 85 persen, dan kelompok usia lebih dari 15 tahun sejumlah 15 persen.

“Pencanangan ini merupakan bagian upaya untuk mengajak semua lapisan masyarakat agar mendukung program imunisasi JE,” kata Khamidah.

Asekda I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman Supramono serahkan kartu tanda telah divaksin kepada salah seorang anak yang telah divaksin

Japanese Encephalitis adalah kasus peradangan jaringan otak yang disebabkan oleh Japanese Encephalitis Virus (JEV). Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Culex ke manusia maupun hewan peliharaan. Potensi penyebaran penyakit ini bertambah saat musim hujan karena meningkatnya populasi nyamuk Culex.

Baca Juga:  Pemkab Sleman Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Rumah Tinggal Warga

“Orang terinfeksi virus tidak menunjukkan gejala dan kerap disangka seperti flu biasa. Gejala akan muncul pada 4 sampai 14 hari setelah mengalami gigitan nyamuk,” terang Khamidah.

Pada anak, gejala awalnya berupa demam, anak tampak rewel, muntah, diare, dan kejang. Angka kesakitan akibat JE sebesar 1,8/100.000 penduduk dengan Case-fatality rate (CFR) 20-30 persen, dan 30- 50 persen dari yang hidup berakibat gejala sisa seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, dan beberapa diantaranya mengalami kecacatan berat.

“Walaupun JE merupakan masalah kesehatan dengan akibat yang serius, namun dapat dicegah dengan pemberian imunisasi,” ungkapnya.

JE akan diberikan secara cuma-cuma di seluruh fasilitas kesehatan baik posyandu dan puskesmas. Selain itu, vaksin JE juga diberikan di lingkungan sekolah dan tempat yang ditunjuk sebagai lokasi pelayanan imunisasi seperti kalurahan dan gedung pertemuan.

Sementara itu, Asisen Sekretaris Daerah (Asekda) I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman Supramono menegaskan bahwa, Japanese Encephalitis (JE) atau radang otak merupakan salah satu penyakit yang bahawa karena bisa mematikan bagi korbanya. Namun hal itu bisa dicegah dengan imunisasi JE.

Oleh karena itu, Parmono meminta kepada semua anak yang telah diberi imunisasi JE agar ikut memotivasi kepada selur8uh temanya untuk ikut imunisasi JE, sehingga bebas dari ancaman serangan penyakit tersebut. (Brd)

 

*) Ikuti Berita Terbaru Portal Indonesia di Google News klik disini dan Jangan Lupa di Follow.